Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2020

Beberapa Tips agar komunikasi dengan klien berjalan lancar.

Gambar
Beberapa hari yang lalu saya ngobrol dengan Thomas Budiman tentang keseharian dia saat ini, terutama dalam hal pekerjaan. Saat ini Thomas tergabung dalam Tim Hanno. Dan Thomas bekerja secara remote. Setelah beberapa saat mengobrol, sampailah pada bahasan komunikasi dengan klien. Bahasan ini cukup menarik, karena saya masih merasa cara berkomunikasi saya dengan klien masih kurang bagus. Lalu saya meminta Thomas untuk menceritakan bagaimana saat dia berkomunikasi dengan klien. Dari obrolan tersebut saya mendapatkan beberapa poin, agar komunikasi dengan klien terjalin dengan baik dan berdampak pada lancarnya pengerjaan project. 1. Jaga selalu komunikasi untuk mengurangi asumsi “Saya bercerita bahwa saya adalah tipe orang yang menyelesaikan pekerjaan dulu, baru menghubungi klien untuk memberikan update.” Tapi ternyata hal itu bisa menjadi blunder, karena ketika kita mengerjakannya memerlukan waktu yang lama dan tidak ada komunikasi sama sekali dengan klien, maka klien bisa berasumsi macam-...

Tips agar Design UI terlihat clean dan rapi

Gambar
Sejak lama saya mengidolakan design yang clean dan rapi. Menurut saya design yang clean dan rapi itu terlihat nyaman dipandang dan enak untuk membaca konten kontennya. Berikut adalah beberapa hal yang biasa saya lakukan saat membuat design agar terlihat clean dan rapi. 1. Beri Jarak antar huruf pada kata. Dan beri jarak antar baris pada suatu paragraf. Jika kita memperhatikan dua design diatas. design sebelah kiri terlihat padat karena jarak antar huruf nya sangat rapat, dan jarak antar baris kalimatnya juga sangat rapat. Jarak antar huruf yang cukup rapat ini membuat kadang ada huruf yang saling menempel, hal ini agak kurang nyaman untuk dibaca. Berbeda dengan design sebelah kanan. Dengan memberi jarak antar huruf dan antar baris kalimat membuat design sebelah kanan terlihat lega. Pengaturan jarak antar huruf dan kalimat ini juga bisa kita ditemui di Medium.com ini. Jika kita perhatikan, deretan huruf-huruf di medium ini sangat nyaman untuk dibaca dan terasa lega. Hal ini dikarenakan ...

Jangan memperhatikan detail saat memulai mendesain

Gambar
Saat membuat rancangan awal, seorang Arsitek tidak terlalu mengkhawatirkan motif ubin kamar mandi yang akan digunakan atau merk tempat cuci piring yang akan dipakai. Mereka tahu, lebih baik memutuskan detail detail diatas setelah rancangan denah selesai. Pendekatan diatas bisa kita pakai saat memulai mendesain sesuatu. Saat memulai mendesain sesuatu, jangan terpaku pada detail satu hal. Misal: Sebuah Tombol. Saat memulai mendesain kita jangan terlalu fokus pada bentuk tombol, apakah tombolnya menggunakan shadow, apakah tombolnya menggunakan rounded. dll Orang berkata bahwa “Detail membuat perbedaan”. Tapi, jika saat memulai membuat desain kita terlalu fokus pada detail, hal ini akan mengarah pada perdebatan yang cukup panjang, meeting berkali-kali yang hanya membahas sebuah “detail” dan mengakibatkan tertundanya project yang sedang dikerjakan. Dan parahnya lagi… membuat kita membuang-buang waktu pada hal yang kemungkinan bisa berubah sewaktu waktu. Jadi, abaikan detail untuk sementara...

Tutorial - Mencoba Melakukan Usability Testing - Bag 4 (Selesai)

Gambar
Pada artikel sebelumnya , Andi telah melakukan usability testing dengan tester pertamanya. Dan setelah itu, Andi mengisi tabel completion rate yang telah dibuatnya. Setelah itu, Andi kembali melakukan usability testing dengan tester berikutnya, dan setelah semua tester selesai melakukan usability testing, Tabel Completion Rate yang Andi buat telah terisi penuh. Berikut adalah Tabel Completion Rate, setelah Andi selesai melakukan usability testing. Dari data diatas, Andi menyimpulkan bahwa tester kesulitan saat berada di langkah ketiga atau halaman ketiga. Ada 3 tester yang sama sekali tidak mengerti apa yang harus dilakukan di langkah/halaman ke-3. Dan ada 2 tester yang membutuhkan waktu lama untuk bisa melalui langkah/halaman ke-3. Andi mengamati, bahwa para tester kebingungan untuk mengupload foto. Dikarenakan, pada halaman ketiga tidak ada elemen yang menyala / jelas. Pada halaman ketiga, Andi mendesain icon kamera dan tombol berwarna abu abu, sehingga kebanyakan tester mengira itu ...

Tutorial - Mencoba Melakukan Usability Testing - Bag 3 (Action)

Gambar
Pada artikel sebelumnya ( Bagian 1 dan Bagian 2 ) Andi telah melakukan persiapan dan juga pemanasan. Kali ini Andi telah menemukan orang orang yang telah bersedia menjadi tester. Andi juga telah menyiapkan tempat dan peralatan untuk testing. Ikuti bagaimana proses Andi melakukan usability testing. Langkah 9-Menyampaikan Skenario Kali ini Andi menyampaikan skenario kepada tester. Sebelum si tester mencoba prototype. Saat menyampaikan skenario, Andi belum menunjukkan Prototype nya. Agar si tester lebih fokus terhadap skenario yang disampaikan. Berikut kata kata Andi saat menyampaikan Skenario kepada tester: Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada Mbak Sinta, yang telah menyempatkan waktunya untuk menjadi tester dari prototype yang sedang saya buat. Sebelum mencoba prototype, saya akan menyampaikan skenarionya. Mohon untuk dipahami. “Anda adalah seorang penjual buah. Dan Anda akan menjual Anggur. Anda akan menjual Anggur dalam takaran kilogram. Anda akan menjual anggur dengan harga ...

Tutorial - Mencoba Melakukan Usability Testing - Bag 2 (Pemanasan)

Gambar
Jika Anda belum membaca artikel sebelumnya , saya sarankan untuk membaca artikel sebelumnya disini . Agar mendapatkan konteks secara lengkap. Baik, mari kita lanjut lagi…. Langkah 5-Mempersiapkan tempat untuk melakukan testing Andi tahu bahwa tempat paling ideal untuk melakukan usability testing adalah sebuah ruangan yang hanya berisikan dia dan tester. Dengan menggunakan ruangan seperti itu, Andi bisa leluasa ngobrol dengan tester tanpa ada gangguan suara orang lain atau kendaraan. Tapi Andi tidak memiliki ruangan seperti itu. Maka ia mencari cafe yang nyaman untuk ngobrol dan tidak terlalu berisik Langkah 6-Mempersiapkan alat untuk merekam Andi bisa saja melewatkan beberapa hal hal kecil saat melakukan usability testing. Entah itu ucapan tester atau gerak tangan tester saat mencoba prototype. Maka dari itu ia menyiapkan alat untuk merekam. Dengan merekam proses usability testing, Andi berharap bisa lebih detail mengetahui bagaimana si tester menggunakan prototypenya. Di bagian mana t...

Tutorial - Mencoba Melakukan Usability Testing - Bag 1 (Persiapan)

Gambar
Andi sedang membuat desain aplikasi belanja online khusus tanaman organik. Ia sedang membuat lingkaran berwarna hijau, lalu menaruh icon “plus” diatasnya. Andi memperkirakan user akan mengerti bahwa itu adalah tombol untuk menambah/menjual produk baru. Tapi Andi belum yakin akan hal itu. Maka dari itu sebelum desain masuk ke tahap development/coding, Andi akan melakukan usability testing terlebih dahulu untuk mencari tahu apakah design yang ia bikin sudah mudah dipahami atau belum. Berikut adalah persiapan yang dilakukan Andi sebelum melakukan usability testing Langkah 1 — Menentukan apa yang akan di testing Andi ingin mencari tahu, apakah user bisa dengan mudah menambah produk. Maka dari itu, Andi akan menguji atau melakukan usability testing pada fitur “Add Product” Langkah 2—Mempersiapkan Prototipe: Apa itu Prototipe? Prototipe adalah bentuk awal dari sebuah produk, fungsionalitasnya belum lengkap. Prototipe ini digunakan untuk mencari tahu respon dari calon pengguna.  Prototipe...

Membangun ekosistem desain di Indonesia

Gambar
Bulan lalu saya berdiskusi dengan teman mengenai proses desain. Ia bertanya bagaimana proses desain yang selama ini saya lakukan. Saat saya membahas usability testing, ia sangat tertarik. Ia bertanya cara melakukannya dan detail lainnya. Beberapa hari kemudian ia bercerita telah melakukan user testing terhadap design yang sedang ia kerjakan. Dan ia terkejut dengan masukan-masukan yang didapatkan. Ia tidak menyangka bahwa user cukup kesulitan memakai design yang ia buat. Ia menyadari bahwa memvalidasi design adalah hal yang cukup penting, sehingga ia merasa terbantu dengan mengetahui proses usability testing. Eksplorasi Design Tahun 2015, design yang saya buat serba putih dan hanya menggunakan aksen hijau (warna favorit). Sehingga semua design saya terlihat sama. Padahal peruntukannya berbeda beda. Sampai teman saya (Ghani Pradita) menyarankan saya untuk mencoba warna lain. Ia juga memberi tips memilih warna yang nyaman. Contohnya, saat memilih warna untuk aksen usahakan memilih warna y...

Tuhan sang Product Designer, Dr Strange, dan Rasa Syukur

Gambar
Saya masih ingat rasa ngilu ketika menonton Dr Strange. Saat scene dimana tangan Dr Strange dipenuhi dengan besi besi penyangga sehabis melakukan operasi karena kecelakaan mobil. Melihat adegan itu membuat saya memegangi tangan selama beberapa menit. Padahal tangan saya baik baik saja. Entah kenapa mendadak ada rasa ngilu. Diceritakan, Stephen Strange atau dikenal dengan Dr Strange adalah seorang ahli bedah syaraf yang sangat handal, terkenal dan kaya raya. Ia sangat lihai untuk melakukan operasi syaraf dengan menggunakan tangannya. Setelah kecelakaan dan mengalami kerusakan syaraf tangan, Ia tidak lagi bisa melakukan operasi bedah syaraf seperti dulu lagi. Bahkan untuk menulis namanya sendiri saja ia tidak mampu melakukannya dengan baik. Berbagai cara ia tempuh agar tangannya kembali seperti semula. Ia rela menghabiskan seluruh hartanya bahkan rela meminjam uang untuk melakukan berbagai operasi walaupun hasilnya nihil. Setelah adegan itu saya sadar bahwa tangan yang di-desain oleh Tuh...

Designer adalah orang yang selalu mempertanyakan kondisi saat ini

Gambar
Pada tahun 1902, saat musim dingin di New York dan turun salju, Mary Anderson bepergian menggunakan bus. Setelah beberapa saat perjalanan, sang sopir turun, membuka pintu untuk membersihkan salju di kaca depan agar bisa melihat jalan. Saat sang sopir membuka pintu, salju beserta udara dingin masuk, membuat semua penumpang kedinginan. Mungkin kebanyakan penumpang berpikir “Oh si sopir memang harus membuka pintu untuk membersihkan salju di kaca depan, mau bagaimana lagi?.” Tapi Mary tidak diam, dia mempertanyakan kondisi saat itu. “Bagaimana jika sang sopir bisa membersihkan kaca depan dari dalam?, Jadi dia tetap bisa menyetir sambil membersihkan kaca. dan tidak perlu membuka pintu sehingga para penumpang tidak perlu merasakan hawa dingin saat perjalanan” Setelah itu dia membuat sketsa yang menjadi awal sebuah wiper. Form biasanya terdiri dari label dan inputan. Label adalah instruksi agar user mengerti apa yang harus ia isi di kolom inputan/isian. Mungkin saat itu, kebanyakan orang mera...

Menyikapi perbedaan sudut pandang

Gambar
Di tahun 2013, saya mulai mengenal digital product design. saya memandang bahwa design mengutamakan keindahan agar enak dilihat. Jika tampilannya enak dilihat, user akan senang berlama-lama dan mencoba-coba fitur yang ada. Jadi fokus saya waktu itu adalah membuat design sebagus-bagusnya. Di tahun 2014, saya mendapat cara pandang baru. Bahwa design harus mengutamakan user. Apa artinya? Design harus membantu user untuk mencapai goals nya dan mudah untuk dimengerti/digunakan. Jadi fokus saya waktu itu adalah membuat design yang mudah untuk dimengerti. Lalu saya membayangkan jika diri saya di tahun 2013 dan diri saya di tahun 2014 bertemu. Lalu membicarakan tentang design, apa jadinya? Ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama: saling memaksakan opini saya membayangkan diri saya dari tahun 2014 akan mengkritik design dari diri saya dari tahun 2013, “Percuma design indah kalau susah di-implementasi. Percuma design indah kalau malah bikin user bingung”. Lalu, diri saya dari tahun 2013 ngotot ...

Bersahabat dengan kematian

Gambar
Selama 2 hari kemarin saya berkesempatan berada di Jakarta untuk beberapa keperluan. Menyadari hanya punya 2 hari, saya membuat jadwal untuk memaksimalkan waktu selama di Jakarta. Selama 2 hari tersebut, saya melakukan banyak hal. mulai dari bertemu dengan beberapa orang hingga pergi ke beberapa tempat. saya jadi teringat, dulu selama 2 tahun hidup di Jakarta, saya jarang sekali membuat rencana yang tersusun seperti ini. Ada beberapa tempat yang ingin saya kunjungi. Biasanya saya jadwalkan di akhir pekan, tapi biasanya tidak terlaksana. Dan kembali merencanakan di akhir pekan lagi, dan kembali tidak terlaksana. Hingga saya kembali ke Jogja, saya tidak pernah pergi ke tempat-tempat yang ingin saya kunjungi. saya menyadari, mudah untuk menunda melakukan sesuatu karena saya merasa punya banyak waktu. Jadi, jika hari ini tidak sempat melakukan hal yang ingin saya lakukan, saya bisa melakukannya di lain waktu. Menyadari memiliki banyak waktu membuat saya jarang membuat rencana-rencana dan m...

Proses Desain, Product Development, Teknologi dan Keagungan Tuhan

Gambar
Setelah terlibat dalam proses pembuatan produk digital selama kurang lebih 2 tahun ini, saya menyadari bahwa merancang sebuah produk itu tidak mudah. Beberapa pertimbangan dalam merancang sebuah produk adalah mempertimbangkan fungsinya (functionality), mempertimbangkan bagaimana user nanti memakainya (usability), mempertimbangkan kejelasan setiap elemen yang ada (clarity). Dan untuk memvalidasi semua itu, harus dilakukan User Testing atau A/B Testing agar mendapat data yang valid tentang bagaimana user memakai produk yang kita buat. Dan juga untuk panduan iterasi berikutnya. Saat saya berkaca, saya pun menyadari bahwa tubuh ini adalah design terhebat yang pernah ada. Functionality, Usability, Clarity bahkan Scalability sudah teraplikasikan dengan sangat baik tanpa harus melakukan user testing atau proses iterasi. “Betapa Tuhan adalah designer terhebat yang pernah ada. Ia menciptakan desain tubuh yang mudah digunakan dan memungkinkan manusia untuk melakukan banyak hal.” Setelah terlibat...

Jangan berorientasi pada solusi — tapi fokuslah pada masalahnya terlebih dahulu

Gambar
Ketika kita meminta bantuan kepada 6 orang untuk membuatkan sebuah vas bunga , maka yang kita dapatkan adalah 6 buah vas bunga dengan design yang berbeda-beda. Tapi jika kita meminta bantuan kepada 6 orang untuk membuatkan sebuah cara menikmati bunga di dalam rumah , maka solusi yang kita dapatkan bisa banyak sekali. Mulai dari menggunakan vas untuk menaruh bunga, menaruh pot berisi bunga di dalam ruangan, atau bahkan membuat taman mini di dalam rumah. Dan banyak solusi lainnya, yang mungkin kita tidak pernah bayangkan. Begitu juga dengan pembuatan produk ataupun fitur. Jika pada awalnya kita hanya berfokus pada solusi, solusi yang kita punya bisa jadi kurang maksimal. Tapi jika kita berfokus pada masalah, dan memahami betul apa masalahnya, solusi yang kita buat bisa menjadi lebih efektif. Jadi, jangan terburu-buru membuat solusinya, mari memahami dulu masalahnya :)

Selama ini kita selalu berempati kepada user. Tapi apakah kita sudah berempati kepada tim kita?

Gambar
“Apakah design ini sudah melalui usability testing?” “Untuk project ini, apakah sudah melakukan user interview untuk mencari tahu kebutuhan user?” “Apakah sudah mengumpulkan feedback dari user terkait fitur yang kita rilis beberapa bulan lalu?” Pertanyaan-pertanyaan diatas sering muncul dalam pembuatan suatu produk. Kita sangat peduli dengan user, hingga kita memikirkan bagaimana nanti user memakai produk yang kita rancang. Apakah nanti user akan mengalami kesulitan atau tidak. Ya, empati memegang peranan penting. Dengan empati, design yang kita buat selalu dilihat dari sudut pandang user.  “Apakah dengan interaksi seperti ini user akan bingung atau tidak?” “Apakah dengan copy atau penulisan pesan seperti ini user akan bingung atau tidak?” Jika selama ini kita sudah berempati dengan user, lalu apakah kita sudah berempati dengan tim kita? Sudahkah kita berempati dengan mereka yang membuat produk bersama dengan kita?. Bagaimana bentuk empati kita, ketika Product Manager tiba-tiba dat...

Proses desain dan analogi membeli roti

Gambar
Jika ada orang yang meminta bantuan kita untuk membeli sebuah roti di daerah kemang. apa yang akan kita lakukan?. Pasti kita akan bertanya “roti jenis apa?”, “yang rasa apa?”, “di toko apa?”, “berapa budget nya?”, “uang nya mau pake uang kita dulu atau pake uang yang meminta bantuan?” ,“berapa jumlah yang mau dibeli?” hal ini kita lakukan agar kita tidak bingung tempat yang akan dituju dan tidak salah membeli roti. karena jika salah membeli, kita harus berangkat lagi kesana untuk membeli roti yang dimaksud. Begitu juga dengan proses desain. Ketika stakeholder/client meminta kita untuk membuat sebuah desain website/app atau sebuah fitur. hal yang pertama kita lakukan tentu bukan langsung membuatnya. Tapi , menanyakan seperti apa website/app yang dimaksud. Karena bisa jadi, ketika stakeholder/client meminta dibikinkan desain online shop, kita sudah memikirkan sebuah online shop seperti amazon.com . Tapi, ternyata yang dia butuhkan hanya online shop yang memajang semua produknya, dan user...

Capek-capek membuat sebuah fitur, akhirnya tidak ada user yang memakai

Gambar
Dulu saya pernah membuat sebuah fitur dengan harapan bisa membantu user, tapi setelah fitur itu dirilis, ternyata tidak ada user yang memakainya. Hufffttttt……. Menghabiskan banyak waktu dan resource untuk membuat, tapi pada akhirnya tidak ada yang memakainya. Apakah sia-sia? Tentu tidak. Dari hal yang kita anggap sia-sia, Sebenarnya ada satu hal berharga yang kita peroleh, yaitu adalah pelajaran (lesson learned). Lesson Learned Kesalahan saya waktu itu adalah terlalu percaya diri untuk merancang sebuah fitur (untuk website online shop) tanpa melakukan validasi. Waktu itu saya berasumsi, user membutuhkan sebuah pengaturan (settings). Dimana mereka bisa memilih apa saja peraturan (terkait proses pembelian) yang akan ditampilkan di halaman profil toko mereka. Agar bisa dilihat oleh calon pembeli. Saking percaya dirinya, saya langsung merancang fitur tersebut, lalu melanjutkan ke proses development bareng dengan programmer. Hasilnya? Ternyata user memilih cara lain yang lebih efektif menur...

Pertanyaan-pertanyaan yang bisa membantumu dalam proses desain

Gambar
Bertanya harus menjadi kebiasaan seorang designer. Kenapa harus bertanya?, karena dengan bertanya akan membantu untuk mencari inti permasalahan (root cause problem). kenapa seorang designer harus mencari tahu inti permasalahan?  Berikut adalah beberapa pertanyaan yang pernah saya ajukan sewaktu membuat produk atau fitur. Mungkin beberapa pertanyaan dibawah ini tidak relevan dengan project yang sedang Anda kerjakan, Tapi semoga ini bisa dijadikan sebagai referensi. Ketika Klien/Stakeholder meminta untuk membuat sebuah dashboard. Maka berikut beberapa pertanyaan yang saya ajukan. Apa tujuan dibuatnya dashboard ini?  Jawaban: untuk menampilkan data-data transaksi, mengatur data barang, menambah barang, mengupdate harga. Siapa yang akan menggunakan dashboard ini? Jawaban: orang-orang dari internal perusahaan Bisa dijelaskan lebih rinci mengenai orang-orang yang akan menggunakan dashboard ini? Jawaban: Orang bagian finance, orang bagian supply, orang bagian marketing Bisa dijelaska...

Belajar Proses Desain dari seorang Dokter

Gambar
Suatu hari kepala saya terasa pusing dan otot disekitar leher belakang terasa sangat kencang. Kondisi ini sudah berlangsung selama 3 hari. Jadi di hari ketiga saya putuskan untuk pergi ke rumah sakit. Sebelum bertemu dengan Dokter, saya diharuskan menimbang berat badan dan juga diperiksa tekanan darahnya. Saat bertemu dengan Dokter, ia bertanya “Apa keluhannya Mas?” , “Sudah berapa lama?” , “Apakah ada riwayat darah tinggi?” , “Apakah ada riwayat kolesterol tinggi?” , “Apakah disertai dengan mual-mual?”. Lalu Dokter tersebut memeriksa saya menggunakan stetoskopnya. saya diminta untuk menarik nafas — lalu menghembuskannya, sembari ia menempelkan stetoskopnya ke dada saya. Ya, Dokter tersebut tidak langsung memberi saya obat. Tapi melakukan beberapa pemeriksaan terlebih dahulu. Dengan tujuan, ingin mencari tahu apa masalah sebenarnya. Karena kepala pusing bisa disebabkan oleh banyak hal. entah itu kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi atau tekanan darah rendah. Seorang Dokter tidak aka...

Pertimbangkan untuk tidak menggunakan istilah “Handover” dalam proses pembuatan produk.

Gambar
Sebelum Anda membaca artikel ini, konteks “produk” dalam judul di atas adalah produk digital (website/app) Anda pernah mendengar istilah Handover?. Ya…. istilah handover bisa digunakan untuk melakukan serah terima tugas. Contohnya: “Seorang designer telah melakukan handover kepada Front End Developer. Ini artinya, designer tersebut telah menyerahkan design UI kepada Front End Developer untuk di convert ke dalam bentuk code.” Kenapa perlu dipertimbangkan menggunakan istilah handover? Dengan menggunakan istilah handover, seakan-akan sang designer (atau siapapun yang melakukan handover) telah “bebas tugas”. Dan rasa “bebas tugas” mendorong untuk melupakan segala konteks terkait dengan project tersebut. Seperti pertandingan lari estafet. Setelah menyerahkan tongkatnya, maka yang meneruskan perlombaan adalah pelari yang memegang tongkat estafet. Proses pembuatan produk tidak sama dengan perlombaan lari estafet. Proses pembuatan produk adalah berlari bersama. Dalam proses pembuatan produk ...